Wednesday 12 October 2011

Pengantar Kitab Ulangan

Penulis          : Musa
Tema             : Pembaharuan Perjanjian
Tanggal Penulisan: Sekitar 1405 SM
 
Judul Kitab
Dalam bahasa Ibrani terdapat beberapa nama: Elleh Haddebarim (Inilah Perkataan-perkataan), Mishneh Hattorah (Salinan Hukum, lihat Ulangan 17:18), Sefer Tokhahoth  (Kitab Ingatan). Septuaginta menamai Deutronomion (deutros = kedua, nomos = hukum). Inggeris (Deutronomy). Vulgata (Liber Deuteronomio).
 
Latar Belakang
Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang
baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah
yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai.  Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai
perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai
ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun,
kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.
 
Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan
seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun (Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar
tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh
 
(1) Pentateukh Samaria dan Yahudi,
 
(2) para penulis PL (mis. Yos 1:7; 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 3:2;
    Neh 1:8-9; Dan 9:11),
 
(3) Yesus (Mat 19:7-9; Yoh 5:45-47) dan penulis PB yang lain
    (mis. Kis 3:22-23; Rom 10:19),
 
(4) para cendekiawan Kristen zaman dahulu,
 
(5) cendekiawan konservatif masa kini, dan
 
(6) bukti di dalam kitab Ulangan sendiri (mis. kesamaan susunan dengan
    bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad ke-15 SM). Kisah
    kematian Musa (pasal 34; Ul 34:1-12) sudah pasti ditambahkan segera
    sesudah peristiwa itu terjadi (sangat mungkin oleh Yosua) sebagai
    penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.
 
Tujuan
Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan,
maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan
Israel yang baru tentang
 
(1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
 
(2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
 
(3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di
    dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap
    hati, jiwa, dan kekuatan mereka.
 
Survai
Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan
perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:
 
(1) pengantar (Ul 1:1-5);
 
(2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6--4:43);
 
(3) syarat-syarat utama (Ul 4:44--26:19);
 
(4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1--30:20); dan
 
(5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu
    (Ul 31:1--33:39).
 
Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan
memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga
amanat yang bersemangat.
 
(1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel
    sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut
    akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6--4:43).
 
(2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian
    berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan,
    kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda,
    kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman
    (Ul 4:44--26:19).
 
(3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan
    menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka
    (Ul 27:1--30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua
    oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa
    (Ul 31:1--34:12).
 
Ciri-ciri Khas
Empat ciri khas menandai Ulangan.
 
(1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi
    akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi
    tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah
    dan perjanjian-Nya dengan Israel.
 
(2) Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin
    Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum
    (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab
    sebelumnya.
 
(3) Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan
    ialah, "Ingatlah ... dan jangan melupakan." Daripada mengemukakan usaha
    untuk mencari "kebenaran baru," Ulangan menasihati Israel untuk
    mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah
    sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
 
(4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan
    "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan
    segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun.
    Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji
    berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain,
    akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.
 
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip
ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13).
Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab
dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau
mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis
yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul
(Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari
penyataan PB.


INTISARI KITAB ULANGAN
Suatu tantangan bagi umat Allah

NAMA
Nama Ibrani untuk Kitab Ulangan dirangkum dalam baris pembukaan yang berbunyi "inilah perkataan-perkataan itu". Nama Ulangan diambil dari kata Yunani yang berarti "hukum kedua" yang merupakan terjemahan yang sedikit kurang tepat dari "salinan dari hukum ini" (Ula 17:18).

STRUKTUR KITAB ULANGAN
Dalam Ulangan kita membaca pengulangan dan penekanan kembali dari perjanjian yang dibuat antara Allah dan bangsa Israel di Sinai. Bentuk perjanjian dibuat sesuai dengan pola umum naskah perjanjian di daerah Asia Timur Dekat kuno yang terdiri dari latar belakang historis, daftar kewajiban, uraian mengenai berkat dan kutuk, serta pengaturan untuk menyimpan dan membaca dokumen perjanjian. Dalam Ulangan pola ini ditampilkan dalam bentuk tiga pidato Musa di depan bangsa Israel sebelum ia wafat untuk mengingatkan mereka apa artinya menjadi umat Allah.

PENULIS DAN WAKTU PENULISAN
Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa sebagian besar bahan didapat langsung dari Musa sendiri. Pendapat bahwa seluruh kitab ini dibuat selama masa reformasi Hizkia atau Yosia, atau bahkan setelah masa pengasingan tidak dapat didukung, karena tidak ada isi kitab yang berhubungan dengan tradisi Raja Daud atau Bait Allah; kedua fakta ini amat penting di kemudian hari. Pada kenyataannya pola hidup yang digambarkan cocok dengan latar belakang kehidupan bangsa Israel sebelum adanya kerajaan. Namun demikian, rupanya telah terjadi beberapa penyuntingan dan penyusunan kembali sehingga sangat sukar untuk menentukan kapan akhirnya kitab itu diterbitkan. Contoh-contoh perjanjian dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Keluaran seringkali dikemukakan secara berbeda di dalam Ulangan. Mungkin hal ini dilakukan untuk memenuhi situasi yang berbeda, tetapi andaikata uraian itu disesuaikan untuk kebutuhan zaman yang kemudian, itu tidak berarti bahwa tidak seluruh isi kitab didasarkan pada bahan-bahan dari Musa.

MENGAPA ULANGAN DITULIS?
Tujuan utama dari pidato-pidato Musa ialah untuk meyakinkan bangsa Israel sebagai umat Allah sebelum ia menyerahkan tampuk pimpinan kepada Yosua dan bangsa itu berjuang melawan orang Kanaan. Secara keseluruhan Ulangan mengajarkan isi dan arti agama Israel, menantang mereka untuk melaksanakan peraturan-peraturannya dan mendorong bangsa itu untuk menyerahkan diri sekali lagi pada pelayanan kepada Allah. Kitab itu menggambarkan "kehidupan berbahagia" dalam persekutuan dengan Allah sambil menikmati segala berkat-Nya, dan membandingkannya dengan akibat yang akan terjadi jika mereka melalaikan perjanjian. Kitab itu hampir dapat digambarkan sebagai suatu kitab "undang-undang" bagi bangsa Israel dan bukan hanya sebagai buku pegangan bagi para pemimpin mereka.

Garis Besar
[1] PIDATO MUSA YANG PERTAMA Ula 1:1-4:43
Sejarah mengenai seberapa jauh karya Allah bagi bangsa Israel
Ula 1:1-5          Pendahuluan -- Musa mulai berpidato
Ula 1:6-8          Firman Allah di Horeb
Ula 1:9-18         Hakim-hakim yang diangkat untuk membantu Musa
Ula 1:19-25        Penyelidikan pertama ke Kanaan
Ula 1:26-46        Bangsa itu tidak taat kepada Allah
Ula 2:1-18         Pengembaraan di padang gurun -- 38 tahun
Ula 2:19-3:17      Perebutan daerah sebelah timur Sungai Yordan
Ula 3:18-29        Musa harus menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua
Ula 4:1-40         Jalan Allah sudah dipersiapkan -- ikutilah!
Ula 4:41-43        Penunjukan kota-kota suaka

[2] PIDATO MUSA YANG KEDUA Ula 4:44-11:32
Perjanjian dengan Allah
Ula 4:44-49        Pendahuluan
Ula 5:1-22         Sepuluh Perintah
Ula 5:23-33        Respons bangsa Israel
Ula 6:1-25         Kasihi, percayai dan taati Allah
Ula 7:1, 2         Rebutlah negeri itu...
Ula 7:3-26         Tetapi, bukan adat-istiadat dan dewa-dewanya
Ula 8:1-10         Ketaatan akan membawa berkat
Ula 8:11-20        Ketidaktaatan akan membawa malapetaka
Ula 9:1-6          Mereka tidak layak memasuki negeri itu
Ula 9:7-29         Bangsa Israel umat berdosa
Ula 10:1-22        Perjanjian diperbarui
Ula 11:1-32        Berkat atau kutuk?

[3] PIDATO MUSA YANG KEDUA Ula 12:1-26:19
Peraturan-peraturan terperinci
Ula 12:1-32        Petunjuk-petunjuk untuk peribadatan
Ula 13:1-18        Nabi dan guru-guru palsu harus binasa
Ula 14:1-29        Peraturan mengenai makanan dan persepuluhan
Ula 15:1-18        Tahun pembebasan para budak
Ula 15:19-23       Anak sulung ternak adalah milik Allah
Ula 16:1-22        Hari-hari raya tahunan
Ula 17:1-20        Peraturan bagi para hakim dan raja-raja
Ula 18:1-8         Hak orang Lewi
Ula 18:9-22        Peraturan mengenai nubuatan
Ula 19:1-21        Apa yang harus dilakukan terhadap pembunuh?
Ula 20:1-20        Peraturan tentang perang
Ula 21:1-25:19     Peraturan tentang kehidupan
Ula 26:1-19        Persembahan kepada Allah

[4] PESAN DARI PARA PEMIMPIN Ula 27:1-28:68
Ula 27:1-3         Ingatlah pada perjanjian
Ula 27:4-10        Dirikanlah mezbah di Gunung Ebal
Ula 27:11-26       Kutuk bagi mereka yang tidak taat
Ula 28:1-14        Berkat bagi mereka yang taat
Ula 28:15-68       Akibat-akibat karena berpaling dari Allah

[5] PIDATO MUSA YANG KETIGA Ula 29:1-30:20
Ula 29:1-17        Engkau telah melihat apa yang telah diperbuat Allah
Ula 29:18-29       Engkau akan melihat apa yang akan diperbuat Allah
Ula 30:1-10        Pertobatan membawa pemulihan
Ula 30:11-14       Perintah-perintah Allah tidak terlalu sukar
Ula 30:15-20       Allah layak dipatuhi!

[6] HARI-HARI TERAKHIR MUSA Ula 31:1-34:12
Ula 31:1-8         Yosua akan menjadi pemimpin baru
Ula 31:9-29        Persiapan pengambilalihan
Ula 31:30-32:52    Nyanyian perpisahan Musa
Ula 33:1-29        Berkat terakhir
Ula 34:1-12        Musa meninggal dunia
Pesan
1. Allah perjanjian
Allah merupakan pusat pesan Ulangan. Oleh karena Dia adalah Dia, maka perjanjian itu ada.
o Dialah satu-satunya Allah. Ula 4:35; 6:4
o Dia adil dan benar. Ula 16:18; 32:4
o Dialah penguasa yang berdaulat. Ula 10:17
o Dia pencemburu dan tidak ingin disaingi. Ula 5:9; 6:15
o Dia lemah lembut dan murah hati. Ula 6:24; 28:1-14
o Dia adalah Bapa orang Israel. Ula 1:31; 32:6

2. Kewajiban-kewajiban dalam perjanjian
Jika Israel ingin mengadakan hubungan dengan Allah, maka mereka harus mengakui kedaulatan-Nya dan menjadi bangsa yang kudus, sehingga layak bagi Allah yang kudus. Ini berarti melaksanakan tuntutan Allah.
o Ketaatan mutlak dalam segala bidang. Ula 8:1, 11; 11:1
o Kasih yang bulat dan teguh. Ula 6:5
o Percaya penuh hanya kepada Allah. Ula 6:13; 13:1-18
o Selalu ingat kepada Allah -- siapa Dia, apa yang telah dilakukan-Nya, dan apa yang diharapkan dari umat-Nya. Ula 11:18-20
o Pendidikan bagi anak-anak. Ula 4:9; 11:19

3. Berkat bagi yang taat kepada perjanjian
o Kemakmuran bangsa termasuk kemenangan atas musuh-musuh. Ula 7:22; 28:1, 7, 13
o Kemakmuran negeri -- termasuk kesuburan tanaman dan ternak serta keadaan cuaca yang baik. Ula 28:3, 5, 11, 12
o Kemakmuran bagi keluarga -- mereka akan mempunyai banyak anak-anak sehat. Ula 28:4, 11; 7:14
o Kemakmuran bagi tiap orang -- termasuk kesehatan yang baik dan panjang umur. Ula 5:16; 7:15

4. Akibat-akibat dari ketidaktaatan pada perjanjian
o Malapetaka bagi bangsa. Mereka akan menderita banyak kekalahan dan pada akhirnya dimusnahkan. Ula 28:20, 25; 4:26
o Malapetaka bagi negeri. Akan terjadi kekeringan yang dahsyat dan tanaman serta binatang akan binasa. Ula 28:22-24; 28:38-40
o Malapetaka bagi rakyat. Akan terjadi epidemi yang menakutkan, keluarga akan terpecah-belah dan tidak ada keamanan. Ula 28:21, 22, 28, 32, 42
Hubungan dengan Allah tidak boleh dilaksanakan dengan sewenang-wenang. Daftar berkat dan kutuk menekankan kesungguhan dari perjanjian dengan Allah. Ulangan menegaskan bahwa Allah sungguh-sungguh mempunyai kuasa untuk mendatangkan semua berkat dan kutuk itu.

Penerapan
Ulangan mengajar kita tentang:

1. Hubungan kita dengan Allah
o Hubungan itu harus pribadi. Menjadi rakyat suatu bangsa atau keluarga yang mengikut Allah tidaklah cukup. Setiap pribadi harus mempunyai pengalaman langsung dan mutakhir dengan Allah.
o Hubungan itu harus hidup. Perjanjian itu lebih dari sekadar perjanjian kontrak. Allah menginginkan persekutuan dengan umat-Nya dan kasih dari mereka, dengan ketaatan yang terbit dari kasih itu.
o Hubungan itu harus menyeluruh. Allah menginginkan kita mengikuti Dia, tidak hanya satu hari dalam seminggu atau dalam situasi-situasi tertentu, tetapi setiap saat -- Dia menaruh perhatian pada apa yang kita kerjakan dalam setiap segi kehidupan kita.

2. Ibadah kita kepada Allah
o Ibadah kita harus murni dan tidak dinodai atau dirusak dengan memasukkan pengajaran dan adat istiadat orang-orang di sekeliling kita.
o Ibadah kita harus sesuai dengan pola yang sudah digariskan oleh Allah.
o Ibadah kita harus diresapi dan tidak semata-mata hanya terikat pada suatu bentuk peribadatan tertentu. Ibadah itu harus menyenangkan.
Tema-tema Kunci

1. Kekuasaan Allah
Allah tidak hanya dipandang sebagai Tuhan perjanjian yang berdaulat atas seluruh bangsa Israel, tetapi juga sebagai Allah umat manusia, berkuasa atas seluruh dunia, yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Dia mempunyai kuasa untuk melaksanakan janji-janji-Nya. Buatlah sebuah daftar mengenai cara-cara Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam pasal Ula 4 dan Ula 30.

2. Kesetiaan Allah
Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Baca pasal Ula 32 dan catat semua cara yang berbeda dalam menggambarkan Allah.

3. Kasih
Dasar utama dari perjanjian adalah kasih. Kasih Allahlah yang memulai perjanjian itu dan memungkinkan kelanjutannya. Tuntutan pertama terhadap manusia ialah bahwa ia harus mengasihi Allah. Tanpa kasih, hubungan dengan Allah tidak mungkin terwujud. Bacalah Ula 4:37; 5:10; 6:5; 7:9, 13; 10:12-19; 11:1, 13, 22; 13:3; 19:9; 23:5; 30:16, 20.

4. Penyerahan
Yang Allah inginkan dari umat-Nya ialah penyerahan total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati. Semua ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur dalam perintah-perintah di dalam perjanjian. Bacalah Ula 5:1-21; 6:4-9; 10:12-22. Semua ayat ini dapat dianggap sebagai ringkasan dari keseluruhan hukum Allah.


Sumber : Full Life, sabda.org

Pengantar Kitab Bilangan


Penulis          : Musa
Tema             : Pengembaraan di Padang Gurun
Tanggal Penulisan: + 1405 SM
 
Judul Kitab

Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut be-midbar, yang artinya adalah di 
“daerah liar”, kata-kata pertamanya dalam kitab ini. 
Sedangkan kata bilangan adalah terjemahan dari septuaginta, numeri, tentang  
cacah jiwa bangsa Yahudi. 
 
Latar Belakang
Judul kitab ini muncul pertama kali dalam naskah versi Yunani dan Latin dan
diambil dari dua sensus kaum pria Israel yang dicatat dalam kitab ini
(pasal 1, 26; Bil 1:1-54 dan Bil 26:1-65). Akan tetapi, sebagian
besar kitab ini mengisahkan pengalaman-pengalaman Israel selama
mengembara "di padang gurun"; oleh karena itu di dalam Alkitab PL
berbahasa Ibrani kitab ini dikenal dengan nama "Di Padang Gurun."
 
Secara kronologis, Bilangan merupakan sambungan sejarah yang dicatat di
kitab Keluaran. Setelah tinggal di Gunung Sinai selama sekitar satu tahun --
ketika itu Allah menetapkan perjanjian dengan Israel, memberikan hukum
Taurat dan pola Kemah Suci kepada Musa, serta memberikan pengarahan mengenai
isi kitab Imamat -- bangsa Israel bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan
mereka menuju tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka sebagai keturunan
Abraham, Ishak, dan Yakub. Akan tetapi, sejenak sebelum meninggalkan Gunung
Sinai, Allah menyuruh Musa membuat sensus menghitung semua laki-laki Israel
yang sanggup berperang (Bil 1:2-3). Sembilan belas hari kemudian bangsa
itu berangkat mengadakan perjalanan singkat ke Kadesy (Bil 10:11).
Bilangan mencatat pemberontakan serius Israel di Kadesy dan hukumannya di
padang gurun selama 39 tahun, sehingga Allah membawa suatu angkatan orang
Israel yang baru ke dataran Moab, yang terletak di seberang Sungai Yordan
dari Yeriko dan tanah perjanjian.
 
Sejarah menganggap bahwa kitab ini ditulis oleh Musa.
 
(1) Hal ini dinyatakan oleh Pentateukh Yahudi dan Samaria,
 
(2) tradisi Yahudi,
 
(3) oleh Yesus dan para penulis PB,
 
(4) para penulis Kristen kuno,
 
(5) para cendekiawan konservatif zaman modern dan
 
(6) bukti di dalam kitab itu sendiri (mis. Bil 33:1-2).
 
Rupanya Musa mencatat dalam buku hariannya sepanjang pengembaraan di
padang gurun dan kemudian menyusun isi kitab Bilangan dalam bentuk
narasi menjelang kematiannya (sekitar 1405 SM). Kebiasaan Musa untuk
menyebut dirinya dengan kata ganti orang ketiga memang biasa
dilakukan dalam tulisan-tulisan kuno dan karena itu tidak melemahkan
kredibilitasnya sebagai penulisan.
 
Tujuan
Bilangan ditulis untuk mengisahkan mengapa Israel tidak langsung masuk tanah
perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai. Bilangan menggambarkan
tuntutan Allah akan iman dari umat-Nya, balasan dan hukuman-Nya atas
pemberontakan, dan bagaimana maksud-Nya yang berkelanjutan itu akhirnya
diwujudkan.
 
Survai
Amanat utama Bilangan jelas: umat Allah maju terus hanya dengan mempercayai
Dia dan janji-janji-Nya dan dengan menaati sabda-Nya. Sekalipun melewati
padang gurun perlu untuk waktu tertentu, bukanlah maksud Allah semula bahwa
ujian padang gurun diperpanjang sehingga satu angkatan orang Israel hidup
dan mati di situ. Akan tetapi, perjalanan singkat dari Gunung Sinai ke
Kadesy menjadi penderitaan dan hukuman selama 39 tahun karena
ketidakpercayaan mereka. 
 
Sepanjang sebagian besar kitab Bilangan, "angkatan Keluaran" Israel tidak beriman, 
memberontak, dan tidak berterima kasih atas mukjizat-mukjizat dan pemeliharaan Allah. 
Umat itu mulai bersungut-sungut
segera setelah meninggalkan Gunung Sinai (pasal 11; Bil 11:1-35);
Miryam dan Harun menentang Musa (pasal 12; Bil 12:1-16); Israel secara
keseluruhan memberontak dengan ketidakpercayaan yang membandel di Kadesy
dan menolak masuk ke Kanaan (pasal 14; Bil 14:1-45); Korah dan banyak
orang Lewi membangkang terhadap Musa (pasal 16; Bil 16:1-50); karena
didesak sampai hilang kesabarannya oleh umat yang membangkang itu,
akhirnya Musa berbuat dosa dengan meluapkan kejengkelannya
(pasal 20; Bil 20:1-29); dan Israel menyembah Baal
(pasal 25; Bil 25:1-18).  Semua orang Israel berusia 20 tahun ke atas
di Kadesy (kecuali Yoshua dan Kaleb) wafat di padang gurun. Akhirnya
suatu angkatan baru orang Israel diantar hingga batas timur tanah
perjanjian (pasal 26-36; Bil 26:1--36:13).
 
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai Bilangan.
 
(1) Bilangan merupakan "Kitab Pengembaraan di Padang Gurun," yang menyatakan
    dengan jelas mengapa Israel tidak segera menduduki tanah perjanjian
    setelah meninggalkan Gunung Sinai, tetapi sebaliknya harus mengembara
    tanpa tujuan selama 39 tahun lebih.
 
(2) Bilangan merupakan "Kitab Keluhan," dan berkali-kali mencatat keluhan
    ketidakpuasan dan keluhan pahit orang Israel terhadap Allah dan
    perlakuan-Nya terhadap mereka.
 
(3) Kitab ini menunjukkan prinsip bahwa tanpa iman, tidak mungkin kita
    berkenan kepada Allah (bd. Ibr 11:6). Sepanjang kitab ini kita dapat
    melihat bahwa umat Allah bergerak maju hanya karena mempercayai-Nya
    dengan iman yang kokoh, mempercayai janji-janji-Nya dan bersandar
    kepada-Nya sebagai sumber hidup dan pengharapan mereka.
 
(4) Bilangan dengan jelas sekali menyatakan prinsip bahwa jikalau satu
    angkatan gagal, Allah akan membangkitkan angkatan lain untuk memenuhi
    janji-janji-Nya dan melaksanakan misi-Nya.
 
(5) Sensus sebelum Kadesy (pasal 1-4; Bil 1:1--4:49) dan sensus
    kemudian di dataran Moab sebelum memasuki Kanaan
    (pasal 26; Bil 26:1-65) menyatakan bahwa bukan kekuatan yang tidak
    memadai dari tentara Israel yang membuat mereka tidak bisa masuk
    Kanaan di Kadesy tetapi kekurangan iman dan ketaatan mereka.
 
(6) Bilangan merupakan "Kitab Disiplin Ilahi," yang menunjukkan bahwa Allah
    memang mendisiplin dan menghukum umat-Nya sendiri ketika mereka terus
    mengeluh dan tidak percaya (bd. pasal 13-14; Bil 13:1--14:45).
 
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Keluhan dan ketidakpercayaan Israel disebutkan sebagai peringatan bagi orang
percaya di bawah perjanjian yang baru (1Kor 10:5-11; Ibr 3:16--4:6).
Hebatnya dosa Bileam (pasal 22-24; Bil 22:1--24:25) dan pemberontakan
Korah (pasal 16; Bil 16:1-50) juga disebutkan (2Pet 2:15-16;
Yud 1:11; Wahy 2:14*).  Yesus mengacu kepada ular tembaga
(Bil 21:7-9) sebagai ilustrasi dari diri-Nya yang diangkat sehingga
mereka yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup
yang kekal (Yoh 3:14-16); juga Kristus dibandingkan dengan batu
karang di mana orang Israel minum air di padang gurun (1Kor 10:4) dan
dengan manna surgawi yang mereka makan (Yoh 6:31-33).

Bangsa Israel di padang gurun…
MENGENAI APA?
Nama kitab ini dalam Alkitab Ibrani berarti "di padang gurun" dan judul itu mencakup semua peristiwa yang dilukiskan dalam kitab itu. Judul "Bilangan" dipakai oleh karena kitab itu mencatat "penjumlahan" bangsa itu pada tahun kedua (pasal Bil 1) setelah mereka meninggalkan Mesir dan tahun keempat puluh (pasal Bil 26). Sebagian isi kitab menceritakan pengalaman bangsa Israel selama empat puluh tahun sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Dalam banyak hal Bilangan menjadi bacaan yang menyedihkan, oleh karena banyak dari penderitaan bangsa Israel adalah akibat langsung dari ketidaksetiaan dan ketidaktaatan. Orang boleh mengatakan bahwa Bilangan merupakan catatan mengenai kegagalan manusia terhadap kesetiaan ilahi.

APA KESAN KESELURUHAN?
Salah satu cirinya ialah bahwa kitab ini tidak mencoba untuk menyajikan kepada kita suatu narasi penuh atau kisah bersambung yang ketat. Sebagai perbandingan, hanya sedikit yang diceritakan mengenai masa-masa yang dilewati di padang gurun, tetapi peristiwa-peristiwa tertentu ditonjolkan dan digambarkan secara panjang lebar. Kesan keseluruhan ialah bahwa Allah tetap berkuasa melawan pemberhalaan dan imoralitas bangsa Israel. Sebagian Kitab Bilangan bersifat sejarah dan sebagian lagi bersifat undang-undang.

SIAPAKAH TOKOH-TOKOH UTAMA YANG DISEBUT DALAM KITAB BILANGAN?
Sudah jelas bahwa Musa banyak sekali disebut dalam kitab ini -- perhatian Musa terhadap Hobab (Bil 10:29-32); doanya di Tabera (Bil 11:10-15); reaksinya terhadap kecaman (Bil 12); imannya yang kurang (Bil 13); keprihatinannya terhadap kehormatan Allah (Bil 14:13-19); ketidakikutsertaannya masuk ke dalam Tanah Perjanjian (Bil 20:2-13). Harun juga disebut, terutama dalam hubungannya dengan pemberontakan Korah (Bil 16). Miryam, saudara perempuan Musa, juga merupakan salah seorang tokoh dalam kitab ini. Pasal Bil 12 menceritakan bagaimana ia dihukum oleh karena iri hati. Nama-nama lain yang disebut termasuk Yosua dan Kaleb, dua orang mata-mata yang berani percaya kepada Allah dan hanya mereka berdua dari generasi itu yang diizinkan masuk ke Kanaan. Kisah mengenai Bileam dan Balak juga dicatat dalam kitab itu (pasal Bil 22-24).

APA KESUKARAN-KESUKARAN YANG DIHADAPI?
Para kritikus Alkitab mengajukan sejumlah pertanyaan tentang ketepatan sejarah dan statistik dari kitab ini. Sebagian besar, walaupun tidak semua, dari kitab ini dapat diterima jika kita menyadari bahwa para penulis bangsa Ibrani tidak selalu mengikuti urutan kronologis peristiwa-peristiwa secara ketat. Mereka lebih mementingkan arti dan pentingnya peristiwa.

Garis Besar
[1] ORGANISASI BANGSA ISRAEL Bil 1:1-10:36
Bil 1:1-54         Sensus yang diperintahkan oleh Allah
Bil 2:1-4:49       Pengaturan perkemahan
Bil 5:1-6:27       Penyucian perkemahan
Bil 7:1-9:14       Penyembahan dalam Kemah Suci
Bil 9:15-10:36     Pimpinan Allah di perkemahan

[2] PENGALAMAN DALAM PERJALANAN Bil 11:1-25:18
Bil 11:1-35        Kerusuhan dalam perkemahan
Bil 12:1-16        Keluhan terhadap Musa
Bil 13:1-33        Penyelidikan ke Kanaan
Bil 14:1-45        Pemberontakan di perkemahan
Bil 15:1-41        Peraturan-peraturan tambahan
Bil 16:1-17:13     Pemberontakan terhadap kepemimpinan Musa
Bil 18:1-19:22     Hukum dan peraturan-peraturan
Bil 20:1-21:35     Peristiwa-peristiwa di perjalanan
Bil 22:1-24:25     Kisah Bileam
Bil 25:1-18        Dosa dan hukuman

[3] PENANTIAN MASUK KE TANAH PERJANJIAN Bil 26:1-33:49
Bil 26:1-65        Sensus kedua
Bil 27:1-11        Anak-anak perempuan Zelafehad
Bil 27:12-23       Yosua menggantikan Musa
Bil 28:1-30:16     Hukum dan peraturan-peraturan
Bil 31:1-54        Penghakiman atas Midian
Bil 32:1-42        Penempatan suku-suku Ruben dan Gad
Bil 33:1-49        Tinjauan kisah perjalanan

[4] PERSIAPAN UNTUK MEMASUKI KANAAN Bil 33:50-36:13

Pesan
1. Pengaturan yang baik
Bil 1:1-10:10
Pasal-pasal pembukaan menggambarkan situasi bangsa Israel di padang gurun Sinai, termasuk keterangan mengenai sensus, pemilihan imam-imam Lewi dan pentahbisan mereka, peraturan untuk orang nazir dan tata cara penyembahan di Kemah Suci. Penekanan utama ialah pada kekudusan dan kesetiaan Allah.

2. Keluh-kesah dan pemberontakan
Bil 10:11-20:29
Di sini kita menelusuri perjalanan bangsa Israel setelah mereka meninggalkan Gunung Sinai dan mencapai Kades Barnea. Bagian dari kitab ini merupakan kisah sedih yang berisi keluhan yang terus menerus terhadap Allah dan mengenai hukuman yang kemudian dijatuhkan. Lagi-lagi ini merupakan peringatan bagi mereka yang kurang percaya.

3. Kegagalan dan kemenangan
Bil 21:1-36:13
Dalam bagian ketiga kitab itu kita membaca hal-hal yang menggembirakan. Catatan yang menonjol ialah mengenai kemenangan yang diperoleh, walaupun masih ada kegagalan yang perlu dicatat. Kita melihat bahwa Yosua diangkat sebagai pengganti Musa, dan persiapan-persiapan yang dibuat untuk memasuki Tanah Perjanjian. Sementara terus ditekankan mengenai kekudusan Allah, kita juga belajar dari Bilangan bahwa Allah adalah Allah yang tertib. Dengan cara yang sama Allah memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas mengenai bagaimana mereka harus menjalani kehidupan dan ibadah mereka. Di bawah perjanjian yang baru hal itu sama pentingnya, yaitu bahwa segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur (1Ko 14:40).

Penerapan

1. Kita diselamatkan untuk melayani
Dalam Keluaran kita membaca kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan; dalam Bilangan penekanan terletak pada pelayanan. Hanya orang yang sudah diselamatkan yang dapat sungguh-sungguh menyembah dan melayani Allah yang hidup.

2. Allah adalah Allah yang tertib
Kitab ini berisi banyak hukum dan peraturan yang mengingatkan kita bahwa dalam melayani Allah "segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur" (1Ko 14:40).

3. Dosa-dosa yang sering dilakukan oleh umat Allah
o Dosa tidak percaya. Kegagalan bangsa Israel untuk masuk ke Tanah Perjanjian disebabkan oleh ketidakpercayaan.
o Dosa pemberontakan. Dalam Bilangan kita membaca beberapa kisah mengenai pemberontakan. Kita semua cenderung terlalu mudah untuk menyerah kepada semangat pemberontakan dan melawan para pemimpin yang dipilih Allah.
o Dosa kecemburuan. Harun dan Miryam, keduanya membuat Allah tidak senang. Hati-hati terhadap kecemburuan.

4. Allah menghargai kesetiaan
Kaleb dan Yosua bertahan sebagai pengikut Allah yang setia dan hanya mereka yang diperbolehkan memasuki Tanah Perjanjian. Secara tragis mudah bagi kita untuk merasa takut menghadapi kesukaran-kesukaran, tetapi iman mengalahkan hal yang tidak mungkin.


Tema-tema Kunci

1. Pemeliharaan Allah
Kita menemukan beberapa ilustrasi dalam Bilangan mengenai bagaimana Allah memenuhi kebutuhan umat-Nya. Contoh: Bil 20:1-11; 21:1-9; 27:1-11, (lihat Bil 36:1-12); Bil 27:12-23; 35:1-5; 35:6-28. Renungkanlah bagaimana cara Allah memenuhi kebutuhan umat-Nya dewasa ini.

2. Ketidaksenangan Allah
Salah satu aspek yang menyedihkan dalam Bilangan ialah kenyataan bahwa Allah sering kali murka kepada umat-Nya. Lihat Bil 11:1-3; 11:33; 12:1-16; 14:20-23; 14:36-38; 16:31-35; 25:1-3. Apa yang diperbuat oleh umat Allah pada masa kini yang membuat Allah sedih?

3. Keteraturan Allah
Allah adalah Allah yang teratur dan tertib. Lihat pasal Bil 1; 2; 3; 4; 26; 32 mengenai penjumlahan umat-Nya, pengaturan perkemahan suku-suku. Lihat juga Bil 7:1-19:14; pasal Bil 15; 18; 19; 28; 29 mengenai tata-cara ibadah.

4. Pimpinan Allah
Patut dicatat bahwa, kendatipun terjadi pembangkangan yang terus menerus, Allah masih memimpin umat-Nya dalam pengembaraan mereka dengan tiang awan dan api (Bil 9:15-23). Sampai saat ini Allah masih memimpin umat-Nya: bagaimana cara Allah melakukannya?



Sumber : Full Life, sabda.org