Penulis : Musa
Tema : Pembaharuan Perjanjian
Tanggal Penulisan: Sekitar 1405 SM
Judul Kitab
Dalam bahasa Ibrani
terdapat beberapa nama: Elleh Haddebarim (Inilah Perkataan-perkataan),
Mishneh Hattorah (Salinan Hukum, lihat Ulangan 17:18), Sefer Tokhahoth
(Kitab Ingatan). Septuaginta menamai Deutronomion (deutros = kedua,
nomos = hukum). Inggeris (Deutronomy). Vulgata (Liber Deuteronomio).
Latar Belakang
Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang
baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah
yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai
perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai
ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun,
kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.
Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan
seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun (Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar
tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh
(1) Pentateukh Samaria dan Yahudi,
(2) para penulis PL (mis. Yos 1:7; 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 3:2;
Neh 1:8-9; Dan 9:11),
(3) Yesus (Mat 19:7-9; Yoh 5:45-47) dan penulis PB yang lain
(mis. Kis 3:22-23; Rom 10:19),
(4) para cendekiawan Kristen zaman dahulu,
(5) cendekiawan konservatif masa kini, dan
(6) bukti di dalam kitab Ulangan sendiri (mis. kesamaan susunan dengan
bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad ke-15 SM). Kisah
kematian Musa (pasal 34; Ul 34:1-12) sudah pasti ditambahkan segera
sesudah peristiwa itu terjadi (sangat mungkin oleh Yosua) sebagai
penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.
Tujuan
Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan,
maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan
Israel yang baru tentang
(1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
(2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
(3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di
dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap
hati, jiwa, dan kekuatan mereka.
Survai
Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan
perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:
(1) pengantar (Ul 1:1-5);
(2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6--4:43);
(3) syarat-syarat utama (Ul 4:44--26:19);
(4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1--30:20); dan
(5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu
(Ul 31:1--33:39).
Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan
memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga
amanat yang bersemangat.
(1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel
sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut
akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6--4:43).
(2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian
berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan,
kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda,
kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman
(Ul 4:44--26:19).
(3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan
menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka
(Ul 27:1--30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua
oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa
(Ul 31:1--34:12).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri khas menandai Ulangan.
(1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi
akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi
tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah
dan perjanjian-Nya dengan Israel.
(2) Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin
Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum
(dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab
sebelumnya.
(3) Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan
ialah, "Ingatlah ... dan jangan melupakan." Daripada mengemukakan usaha
untuk mencari "kebenaran baru," Ulangan menasihati Israel untuk
mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah
sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
(4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan
"iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan
segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun.
Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji
berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain,
akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip
ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13).
Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab
dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau
mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis
yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul
(Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari
penyataan PB.
INTISARI KITAB ULANGAN
Suatu tantangan bagi umat Allah
NAMA
Nama Ibrani untuk Kitab Ulangan dirangkum dalam baris pembukaan yang berbunyi "inilah perkataan-perkataan itu". Nama Ulangan diambil dari kata Yunani yang berarti "hukum kedua" yang merupakan terjemahan yang sedikit kurang tepat dari "salinan dari hukum ini" (Ula 17:18).
Nama Ibrani untuk Kitab Ulangan dirangkum dalam baris pembukaan yang berbunyi "inilah perkataan-perkataan itu". Nama Ulangan diambil dari kata Yunani yang berarti "hukum kedua" yang merupakan terjemahan yang sedikit kurang tepat dari "salinan dari hukum ini" (Ula 17:18).
STRUKTUR KITAB ULANGAN
Dalam Ulangan kita membaca pengulangan dan penekanan kembali dari perjanjian yang dibuat antara Allah dan bangsa Israel di Sinai. Bentuk perjanjian dibuat sesuai dengan pola umum naskah perjanjian di daerah Asia Timur Dekat kuno yang terdiri dari latar belakang historis, daftar kewajiban, uraian mengenai berkat dan kutuk, serta pengaturan untuk menyimpan dan membaca dokumen perjanjian. Dalam Ulangan pola ini ditampilkan dalam bentuk tiga pidato Musa di depan bangsa Israel sebelum ia wafat untuk mengingatkan mereka apa artinya menjadi umat Allah.
Dalam Ulangan kita membaca pengulangan dan penekanan kembali dari perjanjian yang dibuat antara Allah dan bangsa Israel di Sinai. Bentuk perjanjian dibuat sesuai dengan pola umum naskah perjanjian di daerah Asia Timur Dekat kuno yang terdiri dari latar belakang historis, daftar kewajiban, uraian mengenai berkat dan kutuk, serta pengaturan untuk menyimpan dan membaca dokumen perjanjian. Dalam Ulangan pola ini ditampilkan dalam bentuk tiga pidato Musa di depan bangsa Israel sebelum ia wafat untuk mengingatkan mereka apa artinya menjadi umat Allah.
PENULIS DAN WAKTU PENULISAN
Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa sebagian besar bahan didapat langsung dari Musa sendiri. Pendapat bahwa seluruh kitab ini dibuat selama masa reformasi Hizkia atau Yosia, atau bahkan setelah masa pengasingan tidak dapat didukung, karena tidak ada isi kitab yang berhubungan dengan tradisi Raja Daud atau Bait Allah; kedua fakta ini amat penting di kemudian hari. Pada kenyataannya pola hidup yang digambarkan cocok dengan latar belakang kehidupan bangsa Israel sebelum adanya kerajaan. Namun demikian, rupanya telah terjadi beberapa penyuntingan dan penyusunan kembali sehingga sangat sukar untuk menentukan kapan akhirnya kitab itu diterbitkan. Contoh-contoh perjanjian dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Keluaran seringkali dikemukakan secara berbeda di dalam Ulangan. Mungkin hal ini dilakukan untuk memenuhi situasi yang berbeda, tetapi andaikata uraian itu disesuaikan untuk kebutuhan zaman yang kemudian, itu tidak berarti bahwa tidak seluruh isi kitab didasarkan pada bahan-bahan dari Musa.
Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa sebagian besar bahan didapat langsung dari Musa sendiri. Pendapat bahwa seluruh kitab ini dibuat selama masa reformasi Hizkia atau Yosia, atau bahkan setelah masa pengasingan tidak dapat didukung, karena tidak ada isi kitab yang berhubungan dengan tradisi Raja Daud atau Bait Allah; kedua fakta ini amat penting di kemudian hari. Pada kenyataannya pola hidup yang digambarkan cocok dengan latar belakang kehidupan bangsa Israel sebelum adanya kerajaan. Namun demikian, rupanya telah terjadi beberapa penyuntingan dan penyusunan kembali sehingga sangat sukar untuk menentukan kapan akhirnya kitab itu diterbitkan. Contoh-contoh perjanjian dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Keluaran seringkali dikemukakan secara berbeda di dalam Ulangan. Mungkin hal ini dilakukan untuk memenuhi situasi yang berbeda, tetapi andaikata uraian itu disesuaikan untuk kebutuhan zaman yang kemudian, itu tidak berarti bahwa tidak seluruh isi kitab didasarkan pada bahan-bahan dari Musa.
MENGAPA ULANGAN DITULIS?
Tujuan utama dari pidato-pidato Musa ialah untuk meyakinkan bangsa Israel sebagai umat Allah sebelum ia menyerahkan tampuk pimpinan kepada Yosua dan bangsa itu berjuang melawan orang Kanaan. Secara keseluruhan Ulangan mengajarkan isi dan arti agama Israel, menantang mereka untuk melaksanakan peraturan-peraturannya dan mendorong bangsa itu untuk menyerahkan diri sekali lagi pada pelayanan kepada Allah. Kitab itu menggambarkan "kehidupan berbahagia" dalam persekutuan dengan Allah sambil menikmati segala berkat-Nya, dan membandingkannya dengan akibat yang akan terjadi jika mereka melalaikan perjanjian. Kitab itu hampir dapat digambarkan sebagai suatu kitab "undang-undang" bagi bangsa Israel dan bukan hanya sebagai buku pegangan bagi para pemimpin mereka.
Tujuan utama dari pidato-pidato Musa ialah untuk meyakinkan bangsa Israel sebagai umat Allah sebelum ia menyerahkan tampuk pimpinan kepada Yosua dan bangsa itu berjuang melawan orang Kanaan. Secara keseluruhan Ulangan mengajarkan isi dan arti agama Israel, menantang mereka untuk melaksanakan peraturan-peraturannya dan mendorong bangsa itu untuk menyerahkan diri sekali lagi pada pelayanan kepada Allah. Kitab itu menggambarkan "kehidupan berbahagia" dalam persekutuan dengan Allah sambil menikmati segala berkat-Nya, dan membandingkannya dengan akibat yang akan terjadi jika mereka melalaikan perjanjian. Kitab itu hampir dapat digambarkan sebagai suatu kitab "undang-undang" bagi bangsa Israel dan bukan hanya sebagai buku pegangan bagi para pemimpin mereka.
Garis Besar
[1]
PIDATO MUSA YANG PERTAMA Ula
1:1-4:43
Sejarah
mengenai seberapa jauh karya Allah bagi bangsa Israel
Ula 1:1-5 Pendahuluan -- Musa mulai berpidato
Ula 1:6-8 Firman Allah di Horeb
Ula
1:9-18 Hakim-hakim yang
diangkat untuk membantu Musa
Ula
1:19-25 Penyelidikan pertama
ke Kanaan
Ula
1:26-46 Bangsa itu tidak taat
kepada Allah
Ula
2:1-18 Pengembaraan di padang
gurun -- 38 tahun
Ula
2:19-3:17 Perebutan daerah sebelah
timur Sungai Yordan
Ula
3:18-29 Musa harus menyerahkan
kepemimpinan kepada Yosua
Ula
4:1-40 Jalan Allah sudah dipersiapkan --
ikutilah!
Ula
4:41-43 Penunjukan kota-kota
suaka
[2]
PIDATO MUSA YANG KEDUA Ula
4:44-11:32
Perjanjian
dengan Allah
Ula
4:44-49 Pendahuluan
Ula 5:1-22 Sepuluh Perintah
Ula
5:23-33 Respons bangsa Israel
Ula
6:1-25 Kasihi, percayai dan
taati Allah
Ula
7:1, 2 Rebutlah negeri itu...
Ula
7:3-26 Tetapi, bukan
adat-istiadat dan dewa-dewanya
Ula
8:1-10 Ketaatan akan membawa
berkat
Ula
8:11-20 Ketidaktaatan akan membawa malapetaka
Ula 9:1-6 Mereka tidak layak memasuki negeri
itu
Ula
9:7-29 Bangsa Israel umat
berdosa
Ula
10:1-22 Perjanjian diperbarui
Ula
11:1-32 Berkat atau kutuk?
[3]
PIDATO MUSA YANG KEDUA Ula
12:1-26:19
Peraturan-peraturan
terperinci
Ula
12:1-32 Petunjuk-petunjuk
untuk peribadatan
Ula
13:1-18 Nabi dan guru-guru
palsu harus binasa
Ula
14:1-29 Peraturan mengenai
makanan dan persepuluhan
Ula
15:1-18 Tahun pembebasan para
budak
Ula
15:19-23 Anak sulung ternak
adalah milik Allah
Ula
16:1-22 Hari-hari raya tahunan
Ula
17:1-20 Peraturan bagi para
hakim dan raja-raja
Ula
18:1-8 Hak orang Lewi
Ula
18:9-22 Peraturan mengenai
nubuatan
Ula
19:1-21 Apa yang harus
dilakukan terhadap pembunuh?
Ula 20:1-20 Peraturan tentang perang
Ula
21:1-25:19 Peraturan tentang
kehidupan
Ula
26:1-19 Persembahan kepada
Allah
[4]
PESAN DARI PARA PEMIMPIN Ula
27:1-28:68
Ula
27:1-3 Ingatlah pada
perjanjian
Ula
27:4-10 Dirikanlah mezbah di
Gunung Ebal
Ula
27:11-26 Kutuk bagi mereka yang
tidak taat
Ula
28:1-14 Berkat bagi mereka
yang taat
Ula
28:15-68 Akibat-akibat karena
berpaling dari Allah
[5]
PIDATO MUSA YANG KETIGA Ula
29:1-30:20
Ula
29:1-17 Engkau telah melihat
apa yang telah diperbuat Allah
Ula
29:18-29 Engkau akan melihat
apa yang akan diperbuat Allah
Ula
30:1-10 Pertobatan membawa
pemulihan
Ula
30:11-14 Perintah-perintah
Allah tidak terlalu sukar
Ula
30:15-20 Allah layak dipatuhi!
[6]
HARI-HARI TERAKHIR MUSA Ula
31:1-34:12
Ula
31:1-8 Yosua akan menjadi
pemimpin baru
Ula
31:9-29 Persiapan
pengambilalihan
Ula
31:30-32:52 Nyanyian perpisahan
Musa
Ula
33:1-29 Berkat terakhir
Ula
34:1-12 Musa meninggal dunia
Pesan
1. Allah perjanjian
Allah merupakan pusat pesan Ulangan. Oleh karena Dia adalah Dia, maka perjanjian itu ada.
o Dialah satu-satunya Allah. Ula 4:35; 6:4
o Dia adil dan benar. Ula 16:18; 32:4
o Dialah penguasa yang berdaulat. Ula 10:17
o Dia pencemburu dan tidak ingin disaingi. Ula 5:9; 6:15
o Dia lemah lembut dan murah hati. Ula 6:24; 28:1-14
o Dia adalah Bapa orang Israel. Ula 1:31; 32:6
2. Kewajiban-kewajiban dalam perjanjian
Jika Israel ingin mengadakan hubungan dengan Allah, maka mereka harus mengakui kedaulatan-Nya dan menjadi bangsa yang kudus, sehingga layak bagi Allah yang kudus. Ini berarti melaksanakan tuntutan Allah.
o Ketaatan mutlak dalam segala bidang. Ula 8:1, 11; 11:1
o Kasih yang bulat dan teguh. Ula 6:5
o Percaya penuh hanya kepada Allah. Ula 6:13; 13:1-18
o Selalu ingat kepada Allah -- siapa Dia, apa yang telah dilakukan-Nya, dan apa yang diharapkan dari umat-Nya. Ula 11:18-20
o Pendidikan bagi anak-anak. Ula 4:9; 11:19
3. Berkat bagi yang taat kepada perjanjian
o Kemakmuran bangsa termasuk kemenangan atas musuh-musuh. Ula 7:22; 28:1, 7, 13
o Kemakmuran negeri -- termasuk kesuburan tanaman dan ternak serta keadaan cuaca yang baik. Ula 28:3, 5, 11, 12
o Kemakmuran bagi keluarga -- mereka akan mempunyai banyak anak-anak sehat. Ula 28:4, 11; 7:14
o Kemakmuran bagi tiap orang -- termasuk kesehatan yang baik dan panjang umur. Ula 5:16; 7:15
4. Akibat-akibat dari ketidaktaatan pada perjanjian
o Malapetaka bagi bangsa. Mereka akan menderita banyak kekalahan dan pada akhirnya dimusnahkan. Ula 28:20, 25; 4:26
o Malapetaka bagi negeri. Akan terjadi kekeringan yang dahsyat dan tanaman serta binatang akan binasa. Ula 28:22-24; 28:38-40
o Malapetaka bagi rakyat. Akan terjadi epidemi yang menakutkan, keluarga akan terpecah-belah dan tidak ada keamanan. Ula 28:21, 22, 28, 32, 42
Allah merupakan pusat pesan Ulangan. Oleh karena Dia adalah Dia, maka perjanjian itu ada.
o Dialah satu-satunya Allah. Ula 4:35; 6:4
o Dia adil dan benar. Ula 16:18; 32:4
o Dialah penguasa yang berdaulat. Ula 10:17
o Dia pencemburu dan tidak ingin disaingi. Ula 5:9; 6:15
o Dia lemah lembut dan murah hati. Ula 6:24; 28:1-14
o Dia adalah Bapa orang Israel. Ula 1:31; 32:6
2. Kewajiban-kewajiban dalam perjanjian
Jika Israel ingin mengadakan hubungan dengan Allah, maka mereka harus mengakui kedaulatan-Nya dan menjadi bangsa yang kudus, sehingga layak bagi Allah yang kudus. Ini berarti melaksanakan tuntutan Allah.
o Ketaatan mutlak dalam segala bidang. Ula 8:1, 11; 11:1
o Kasih yang bulat dan teguh. Ula 6:5
o Percaya penuh hanya kepada Allah. Ula 6:13; 13:1-18
o Selalu ingat kepada Allah -- siapa Dia, apa yang telah dilakukan-Nya, dan apa yang diharapkan dari umat-Nya. Ula 11:18-20
o Pendidikan bagi anak-anak. Ula 4:9; 11:19
3. Berkat bagi yang taat kepada perjanjian
o Kemakmuran bangsa termasuk kemenangan atas musuh-musuh. Ula 7:22; 28:1, 7, 13
o Kemakmuran negeri -- termasuk kesuburan tanaman dan ternak serta keadaan cuaca yang baik. Ula 28:3, 5, 11, 12
o Kemakmuran bagi keluarga -- mereka akan mempunyai banyak anak-anak sehat. Ula 28:4, 11; 7:14
o Kemakmuran bagi tiap orang -- termasuk kesehatan yang baik dan panjang umur. Ula 5:16; 7:15
4. Akibat-akibat dari ketidaktaatan pada perjanjian
o Malapetaka bagi bangsa. Mereka akan menderita banyak kekalahan dan pada akhirnya dimusnahkan. Ula 28:20, 25; 4:26
o Malapetaka bagi negeri. Akan terjadi kekeringan yang dahsyat dan tanaman serta binatang akan binasa. Ula 28:22-24; 28:38-40
o Malapetaka bagi rakyat. Akan terjadi epidemi yang menakutkan, keluarga akan terpecah-belah dan tidak ada keamanan. Ula 28:21, 22, 28, 32, 42
Hubungan dengan Allah tidak boleh
dilaksanakan dengan sewenang-wenang. Daftar berkat dan kutuk menekankan
kesungguhan dari perjanjian dengan Allah. Ulangan menegaskan bahwa Allah
sungguh-sungguh mempunyai kuasa untuk mendatangkan semua berkat dan kutuk itu.
Penerapan
Ulangan mengajar kita tentang:
1. Hubungan kita dengan Allah
o Hubungan itu harus pribadi. Menjadi rakyat suatu bangsa atau keluarga yang mengikut Allah tidaklah cukup. Setiap pribadi harus mempunyai pengalaman langsung dan mutakhir dengan Allah.
o Hubungan itu harus hidup. Perjanjian itu lebih dari sekadar perjanjian kontrak. Allah menginginkan persekutuan dengan umat-Nya dan kasih dari mereka, dengan ketaatan yang terbit dari kasih itu.
o Hubungan itu harus menyeluruh. Allah menginginkan kita mengikuti Dia, tidak hanya satu hari dalam seminggu atau dalam situasi-situasi tertentu, tetapi setiap saat -- Dia menaruh perhatian pada apa yang kita kerjakan dalam setiap segi kehidupan kita.
2. Ibadah kita kepada Allah
o Ibadah kita harus murni dan tidak dinodai atau dirusak dengan memasukkan pengajaran dan adat istiadat orang-orang di sekeliling kita.
o Ibadah kita harus sesuai dengan pola yang sudah digariskan oleh Allah.
o Ibadah kita harus diresapi dan tidak semata-mata hanya terikat pada suatu bentuk peribadatan tertentu. Ibadah itu harus menyenangkan.
o Hubungan itu harus pribadi. Menjadi rakyat suatu bangsa atau keluarga yang mengikut Allah tidaklah cukup. Setiap pribadi harus mempunyai pengalaman langsung dan mutakhir dengan Allah.
o Hubungan itu harus hidup. Perjanjian itu lebih dari sekadar perjanjian kontrak. Allah menginginkan persekutuan dengan umat-Nya dan kasih dari mereka, dengan ketaatan yang terbit dari kasih itu.
o Hubungan itu harus menyeluruh. Allah menginginkan kita mengikuti Dia, tidak hanya satu hari dalam seminggu atau dalam situasi-situasi tertentu, tetapi setiap saat -- Dia menaruh perhatian pada apa yang kita kerjakan dalam setiap segi kehidupan kita.
2. Ibadah kita kepada Allah
o Ibadah kita harus murni dan tidak dinodai atau dirusak dengan memasukkan pengajaran dan adat istiadat orang-orang di sekeliling kita.
o Ibadah kita harus sesuai dengan pola yang sudah digariskan oleh Allah.
o Ibadah kita harus diresapi dan tidak semata-mata hanya terikat pada suatu bentuk peribadatan tertentu. Ibadah itu harus menyenangkan.
Tema-tema Kunci
1. Kekuasaan Allah
Allah tidak hanya dipandang sebagai Tuhan perjanjian yang berdaulat atas seluruh bangsa Israel, tetapi juga sebagai Allah umat manusia, berkuasa atas seluruh dunia, yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Dia mempunyai kuasa untuk melaksanakan janji-janji-Nya. Buatlah sebuah daftar mengenai cara-cara Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam pasal Ula 4 dan Ula 30.
Allah tidak hanya dipandang sebagai Tuhan perjanjian yang berdaulat atas seluruh bangsa Israel, tetapi juga sebagai Allah umat manusia, berkuasa atas seluruh dunia, yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Dia mempunyai kuasa untuk melaksanakan janji-janji-Nya. Buatlah sebuah daftar mengenai cara-cara Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam pasal Ula 4 dan Ula 30.
2. Kesetiaan Allah
Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Baca pasal Ula 32 dan catat semua cara yang berbeda dalam menggambarkan Allah.
Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Baca pasal Ula 32 dan catat semua cara yang berbeda dalam menggambarkan Allah.
3. Kasih
Dasar utama dari perjanjian adalah kasih. Kasih Allahlah yang memulai perjanjian itu dan memungkinkan kelanjutannya. Tuntutan pertama terhadap manusia ialah bahwa ia harus mengasihi Allah. Tanpa kasih, hubungan dengan Allah tidak mungkin terwujud. Bacalah Ula 4:37; 5:10; 6:5; 7:9, 13; 10:12-19; 11:1, 13, 22; 13:3; 19:9; 23:5; 30:16, 20.
Dasar utama dari perjanjian adalah kasih. Kasih Allahlah yang memulai perjanjian itu dan memungkinkan kelanjutannya. Tuntutan pertama terhadap manusia ialah bahwa ia harus mengasihi Allah. Tanpa kasih, hubungan dengan Allah tidak mungkin terwujud. Bacalah Ula 4:37; 5:10; 6:5; 7:9, 13; 10:12-19; 11:1, 13, 22; 13:3; 19:9; 23:5; 30:16, 20.
4. Penyerahan
Yang Allah inginkan dari umat-Nya ialah penyerahan total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati. Semua ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur dalam perintah-perintah di dalam perjanjian. Bacalah Ula 5:1-21; 6:4-9; 10:12-22. Semua ayat ini dapat dianggap sebagai ringkasan dari keseluruhan hukum Allah.
Yang Allah inginkan dari umat-Nya ialah penyerahan total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati. Semua ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur dalam perintah-perintah di dalam perjanjian. Bacalah Ula 5:1-21; 6:4-9; 10:12-22. Semua ayat ini dapat dianggap sebagai ringkasan dari keseluruhan hukum Allah.
Sumber : Full Life, sabda.org